Penulis: Nabilah Muhamad
Editor: Adi Ahdiat
30/10/2024, 14.20 WIB
Menurut data United States Department of Agriculture (USDA), volume produksi buah anggur global pada musim panen pertengahan 2023/2024 mencapai 28,09 juta metrik ton.
Pada periode ini China menjadi negara penghasil buah anggur terbesar, dengan volume 13,5 juta metrik ton atau 48% dari total produksi global.
Sebagai catatan, data USDA ini mengacu pada periode musim panen dan pemasaran (marketing year) yang berbeda di setiap negara.
Di China, India, Uni Eropa, Turki, dan Uzbekistan misalnya, musim panen pertengahan 2023/2024 mengacu pada periode 12 bulan selama Juni 2023-Mei 2024.
Berbeda dengan Mesir, Chili, dan Peru, di mana musim 2023/2024 merujuk ke periode 12 bulan selama Oktober 2023-September 2024. Lalu di Amerika Serikat periode panennya pada Mei 2023-April 2024.
Berikut daftar 10 negara dengan volume produksi anggur terbanyak global periode musim panen pertengahan 2023/2024:
- China: 13,5 juta metrik ton
- India: 2,95 juta metrik ton
- Turki: 1,9 juta metrik ton
- Brasil: 1,75 juta metrik ton
- Uzbekistan: 1,7 juta metrik ton
- Mesir: 1,57 juta metrik ton
- Uni Eropa: 1,3 juta metrik ton
- Peru: 776 ribu metrik ton
- Amerika Serikat: 655 ribu metrik ton
- Chili: 635 ribu metrik ton
Adapun saat ini buah anggur jenis shine muscat tengah ramai diperbincangkan, setelah pemerintah Thailand menemukan adanya bahan kimia berbahaya dalam anggur tersebut yang diimpor dari China.
Salah satu zat kimia yang ditemukan adalah klorpirifos, yaitu bahan kimia berbahaya yang dilarang di Thailand. Selain itu, ditemukan pula 14 jenis residu pestisida berbahaya yang melebihi batas wajar.
Menanggapi temuan tersebut, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Taruna Ikrar mengatakan pihaknya tengah berkoordinasi untuk menelusuri kasus anggur shine muscat. Koordinasi dilakukan dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Kementerian Pertanian, dan Badan Karantina Nasional.
"Informasi dari Bapanas, saat ini sedang dilakukan sampling dan pengujian serta penelusuran perizinannya," kata Taruna dalam keterangannya, dilansir dari Harian Kompas, Rabu (30/10/2024).
Selama proses pemeriksaan, Taruna mengimbau agar masyarakat membatasi konsumsi anggur shine muscat yang beredar di pasaran.
"Masyarakat juga diharapkan tidak panik dan selalu melakukan pengecekan apabila mendapatkan informasi terkait produk yang diduga mengandung bahan kimia berbahaya,” katanya.
(Baca: Daftar 10 Negara Penghasil Wine Terbesar di Dunia 2022, Italia Juaranya)