Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang dipegang publik berbentuk nonwarkat atau secara elektronik sebesar 939,81 miliar lembar saham pada Juli 2024. Ini setara dengan 78,23% dari total saham GOTO yang beredar.
Sementara saham yang dipegang publik berbentuk warkat atau dokumen tertulis sebesar 2,85 miliar lembar saham (0,24%). Di luar kepemilikan publik, saham GOTO dikuasai oleh sejumlah perusahaan dan para direksi serta komisaris perusahaan tekonologi tersebut.
SVF GT Subco Pte Ltd dari Singapura menguasai kepemilikan lebih dari 5 persen (7,58%) atau sebesar 91,10 miliar lembar saham pada periode yang sama.
Di bawahnya ada Taobao China Holding Ltd sebesar 88,53 miliar lembar saham (7,37%). Selanjutnya ada PT Saham Anak Bangsa, yang juga sebagai pengendali (P), sebesar 26,88 miliar lembar saham atau 2,24%.
Lalu diisi jajaran pejabat lama GOTO seperti William Tanuwijaya (P) 12,58 miliar saham; Andre Soelistyo (P) 6,73 miliar; William Tanuwijaya (P) 4,63 miliar; Melissa Siska Juminto (P) 3,99 miliar saham.
Ada juga jajaran petinggi anyar seperti Garibaldi Thohir 1,05 miliar saham; Wei-Jye Jacky Lo 652,55 juta; Hans Patuwo 574,82 juta; Catherine Hindra Sutjahyo 493,71 juta; Sugito Walujo 365,75 juta; Pablo Malay 247,85 juta lembar.
Berikut susunan pemegang saham GOTO yang efektif sejak 31 Juli 2024:
SVF GT Subco 91.102.207.128 lembar saham
Taobao China Holding 88.531.124.993 lembar saham
PT Saham Anak Bangsa (P) 26.888.988.841 lembar saham
William Tanuwijaya (P) 12.588.634.432 lembar saham
Andre Soelistyo (P) 6.734.025.100 lembar saham
William Tanuwijaya. (P) 4.636.318.091 lembar saham
Saham treasury (yang dijual ke publik kemudian dibeli perusahaan sendiri) 14.089.665.616 lembar saham
Masyarakat Warkat 2.858.899.747 lembar saham
GOTO tutup Gojek di Vietnam
PT GoTo Gojek Topokedia Tbk (GOTO) mengumumkan bakal menutup kegiatan operasional Gojek di Vietnam pada 16 September 2024. Melansir Katadata, manajemen GOTO menjelaskan perseroan telah mengambil keputusan bisnis strategis untuk mempertegas fokus perusahaan dalam mengembangkan dan memperkuat kegiatan operasional yang dapat memberikan potensi pertumbuhan signifikan secara berkelanjutan.
"Hal ini sejalan dengan komitmen GoTo untuk mendorong pertumbuhan bisnis jangka panjang," tulis manajemen GOTO, Rabu (4/9/2024).
Keputusan ini dinilai oleh para analis akan memberikan dampak positif pada kinerja perusahaan dengan potensi mengurangi kerugian yang ada.
Analis MNC Sekuritas Rudy Setiawan mengatakan, langkah GOTO menutup bisnis on-demand service (ODS) di Vietnam dapat mempercepat pencapaian target profitabilitas perusahaan. Langkah ini diharapkan memungkinkan GOTO untuk lebih memusatkan perhatian pada peningkatan kualitas layanan di Indonesia.
“Ekosistem digital GOTO di Indonesia sudah lengkap. ODS dilengkapi dengan fintech dan juga bermitra dengan e-commerce. Adanya potensi cross selling, antar-unit bisnis memungkinkan tingkat monetisasi menjadi lebih optimal serta positif untuk bottom-line,” kata Rudy dalam keterangan resminya, Kamis (9/4/2024).
Rudy juga menjelaskan jika GOTO sudah memiliki modal kuat di Indonesia dengan memahami karakteristik konsumen. Spesifik pada segmen ODS, ia mencontohkan inovasi pada kasus layanan HEMAT. Dengan adanya HEMAT, basis pelanggan GOTO tumbuh double digit baik secara kuartalan maupun tahunan. Tidak hanya itu, produktivitas mitra pengemudi juga meningkat.
"Dengan market Indonesia yang lebih besar, menguntungkan, serta posisi GOTO yang sudah market leader sudah cukup untuk mengantarkan GOTO mencapai profitabilitas dengan lebih fokus dan terarah," tuturnya.