Indonesia Produksi 1,12 Juta Ton Salak pada 2023

Produksi salak Indonesia mencapai 1,12 juta ton pada 2023.

Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), volume produksi salak nasional turun 26,73 ribu ton (2,33%) dari tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) dan naik 164,97 ribu ton (17,26%) dalam 5 tahun terakhir.

Pada 2023, produksi salak terbesar nasional berada di Jawa Timur sebanyak 385,83 ribu ton. Diikuti Sumatera Utara 320,36 ribu ton, Jawa Tengah 245,1 ribu ton, dan DI Yogyakarta 51,84 ribu ton.

Adapun produksi salak paling sedikit berada di DKI Jakarta 14 ton, Gorontalo 27 ton, dan Nusa Tenggara Barat 102 ton.

Berikut rincian volume produksi salak pada 2023 berdasarkan provinsi, dari yang tertinggi hingga terendah.

1. Jawa Timur: 385,83 ribu ton
2. Sumatera Utara: 320,36 ribu ton
3. Jawa Tengah: 245,1 ribu ton
4. DI Yogyakarta: 51,84 ribu ton
5. Bali: 27,06 ribu ton
6. Lampung: 20,91 ribu ton
7. Jawa Barat: 18,22 ribu ton
8. Sulawesi Selatan: 9438 ton
9. Kalimantan Timur: 6756 ton
10. Riau: 5834 ton
11. Kalimantan Utara: 4227 ton
12. Jambi: 3099 ton
13. Nusa Tenggara Timur: 3089 ton
14. Sulawesi Utara: 2822 ton
15. Kalimantan Barat: 2709 ton
16. Sulawesi Tengah: 1531 ton
17. Sumatera Selatan: 1465 ton
18. Sumatera Barat: 1340 ton
19. Maluku Utara: 1321 ton
20. Bengkulu: 1320 ton
21. Kalimantan Tengah: 1044 ton
22. Sulawesi Tenggara: 846 ton
23. Kalimantan Selatan: 730 ton
24. Maluku: 725 ton
25. Papua Barat: 700 ton
26. Banten: 577 ton
27. Aceh: 531 ton
28. Kep. Bangka Belitung: 464 ton
29. Papua: 329 ton
30. Sulawesi Barat: 221 ton
31. Kep. Riau: 158 ton
32. Nusa Tenggara Barat: 102 ton
33. Gorontalo: 27 ton
34. DKI Jakarta: 14 ton

(Baca: Harga Pangan Terbaru di Sumatera Barat: Harga Bawang, Gula dan Cabai Turun)