Kasus Dugaan Korupsi Seret PT Timah, Bagaimana Pergerakan Sahamnya?

Kasus dugaan korupsi pengelolaan tata niaga timah wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk dari 2015 hingga 2022 kembali diusut Kejaksaan Agung (Kejagung). Sampai saat ini, penyidik telah menetapkan 16 orang sebagai tersangka.

Terbaru, Kejagung menetapkan Harvey Moeis, suami dari artis Sandra Dewi, sebagai tersangka pada Rabu (27/3/2024) malam, seperti diwartakan Katadata.

Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejagung, Kuntadi, mengatakan Harvey ditetapkan sebagai tersangka karena diduga terlibat dalam kasus korupsi yang melibatkan Helena Lim, crazy rich Pantai Indah Kapuk yang sebelumnya juga sudah menjadi tersangka.

Harvey diduga terlibat dalam pembicaraan dengan Direktur Utama PT Timah saat itu, Rizal Pahlevi, pada tahun 2018 hingga 2019. Rizal juga telah ditetapkan sebagai tersangka sebelumnya.

(Baca Katadata: Fakta Korupsi PT Timah, Seret Harvey Moeis dan Rugikan Negara Rp271 T)

Menurut Kuntadi, dalam pertemuan tersebut Harvey meminta Rizal untuk mengakomodir penambangan timah ilegal di wilayah IUP PT Timah. Setelah beberapa pertemuan, terjadi kesepakatan kerja sama dalam pengelolaan peralatan pengelolaan timah di wilayah tersebut.

Harvey juga menginstruksikan pemilik smelter untuk memberikan keuntungan kepadanya dan tersangka lainnya. Dari hasil kesepakatan tersebut, Harvey kemudian mendapatkan dana Corporate Social Responsibility (CSR) melalui PT QSE yang difasilitasi oleh Helena Lim.

Kerusakan lingkungan dari kasus ini diperkirakan mencapai Rp271,06 triliun. Perhitungan ini dikembangkan oleh Guru Besar Fakultas Kehutanan IPB Bambang Hero Saharjo yang juga merupakan pakar forensik kehutanan.

(Baca juga: Harga Rolls-Royce Ghost, Mobil Sandra Dewi yang Disita dalam Kasus Timah)

Kasus ini masih terus dikembangkan. Lantas bagaimana dampaknya terhadap pergerakan saham PT Timah Tbk (TINS)?

Berdasarkan data yang dihimpun dari Yahoo Finance, pada saat penetapan tersangka Harvey, nilai sahamnya sempat turun tipis menjadi Rp805 per lembar saham pada Rabu (27/3/2024). Sehari sebelumnya harga saham TINS msebesar Rp810.

Hari-hari selanjutnya, harga saham TINS berfluktuasi. Sampai pada hari ini, Selasa (2/4/2024), harga sahamnya justru meroket menjadi Rp925 per lembar saham. Nilai ini menjadi yang tertinggi sejak tahun awal kalender (year-to-date) yang berada pada kisaran Rp540-600 per lembar saham per Januari-Februari.

Harga saham TINS baru meningkat cukup signifikan sejak memasuki Maret 2024, seperti terlihat pada grafik.

(Baca juga: BBCA Jadi Saham Paling Banyak Dilepas Asing Jelang Akhir Maret 2024)