10 Komoditas Ekspor Andalan Indonesia Melemah pada 2023

Komoditas non-minyak dan gas bumi (nonmigas) merupakan penopang utama kinerja ekspor Indonesia.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2023 nilai ekspor nonmigas mencapai US$242,87 miliar, hampir 94% dari total nilai ekspor nasional.

(Baca: Ekspor-Impor Indonesia Turun pada 2023, Surplus Dagang Menyusut)

Kendati nilainya besar, nilai ekspor nonmigas Indonesia pada 2023 itu turun 11,97% dibanding 2022 (year-on-year/yoy).

Jika dirinci lagi, penurunan terjadi pada 10 dari 15 komoditas nonmigas utama.

Penurunan paling dalam terjadi pada komoditas karet remah (crumb rubber) yang nilai ekspornya pada 2023 merosot 29,98% (yoy).

Penurunan signifikan juga terjadi pada komoditas batu bara, kimia dasar organik hasil pertanian, sepatu olahraga, minyak kelapa sawit, serta pakaian jadi/konveksi tekstil, yang nilai ekspornya melemah di kisaran 14—26% (yoy).

Kemudian nilai ekspor komoditas bijih tembaga, peralatan listrik, bubur kertas/pulp, dan besi/baja turun di kisaran 2—9% (yoy).

Hanya ada 5 dari 15 komoditas nonmigas utama yang nilai ekspornya naik, yaitu perhiasan/barang berharga, peralatan komunikasi lainnya, nikel, kendaraan bermotor roda 4/lebih, dan lignit dengan rincian seperti terlihat pada grafik.

Namun, nominal nilai ekspor komoditas yang menguat itu cenderung kecil, sehingga belum mampu menaikkan agregat nasional.

Berikut rincian kontribusi 15 komoditas nonmmigas utama secara nasional pada 2023, diurutkan dari yang terbesar sampai terkecil:

1. Batu bara: 14,24% (kontribusi nilai ekspor komoditas terhadap total nilai ekspor nonmigas nasional)
2. Besi/baja: 11,38%
3. Minyak kelapa sawit: 9,87%
4. Bijih tembaga: 3,43:
5. Lignit: 3,34%
6. Peralatan listrik: 3.18
7. Kendaraan bermotor roda 4/lebih: 2,82%
8. Nikel: 2,80%
9. Pakaian jadi/konveksi tekstil: 2,79%
10. Kimia dasar organik dari hasil pertanian: 2,57%
11. Perhiasan/barang berharga: 2,31%
12. Sepatu olahraga: 1,77%
13. Bubur kertas/pulp: 1,44%
14. Peralatan komunikasi lainnya: 1,25%
15. Karet Remah: 0,99%

(Baca: Ekspor Nikel Indonesia Kian Tinggi pada 2023, Tembus Rekor Baru)