Korea Selatan dan Jepang disebut-sebut sedang mengalami 'resesi seks'. Hal ini dilihat dari rendahnya angka pernikahan, yang kemudian berpengaruh pada turunnya tingkat kelahiran anak dan menghambat pertumbuhan populasi di negara tersebut.
Fenomena 'resesi seks' ini juga dipengaruhi perubahan gaya hidup di mana banyak orang memilih melajang dan fokus pada karier, atau enggan memiliki anak karena biayanya mahal.
"Populasi yang semakin tua dan sedikit dapat menimbulkan konsekuensi berkurangnya tenaga kerja dan penurunan ekonomi," kata The Guardian dalam laporan bertajuk I’m afraid to have children’: fear of an older future in Japan and South Korea yang dilansir Sabtu (19/11/2022).
Menurut The Guardian, rendahnya angka kelahiran dan semakin menuanya penduduk Jepang tercermin dari penjualan popok dewasa yang meningkat, sementara penjualan popok bayi cenderung turun.
Jumlah penduduk Jepang yang berusia di atas 65 tahun juga dilaporkan meningkat hingga mencapai 28% dari total populasi saat ini. Di sisi lain, perempuan Jepang memiliki rata-rata angka kelahiran yang rendah.
"Perempuan Jepang rata-rata melahirkan 1,3 anak selama masa hidupnya, jauh di bawah angka kelahiran yang dibutuhkan untuk mempertahankan populasi saat ini, yaitu 2,1," kata The Guardian.
"Dengan data tersebut, diperkirakan populasi Jepang akan menyusut dari 125 juta jiwa menjadi tinggal 88 juta jiwa pada 2065. Berkurang 30% dalam 45 tahun," lanjutnya.
Kasus serupa terjadi di Korea Selatan. Negeri K-Pop ini tercatat memiliki angka kelahiran terendah di dunia, yakni hanya 0,84 pada 2020 dan turun menjadi 0,81 pada 2021.
The Guardian punmemproyeksikan populasi Korea Selatan akan menyusut dari 52 juta orang pada saat ini, menjadi 38 juta orang pada 2070.
"Untuk pertama kalinya, proporsi rumah tangga lajang Korea Selatan menembus 40% pada tahun lalu. Jumlah pernikahan juga mencapai titik terendah sepanjang sejarah, yakni 193 ribu pernikahan pada 2021," kata The Guardian.
"Sebagian orang di Korea Selatan, terutama perempuan, lebih memprioritaskan kebebasan pribadi dan sepenuhnya mengesampingkan urusan pernikahan," lanjutnya.