Ukuran pasar logistik di Indonesia telah mencapai $275 miliar pada tahun 2020 dengan pertumbuhan CAGR 16,2% dari periode tahun 2015, melansir AC Ventures.
Sementara itu, pendapatan ataurevenue dari bisnis ini diproyeksikan akan melebihi $300 miliar pada tahun 2024 mendatang. Namun demikian, masih ada berbagai isu mendasar yang dialami oleh para pelaku bisnis di Indonesia terkait logistik, mulai dari ekosistem yang terfragmentasi, sistem bisnis yang kurang efisien, hingga utilisasi infrastruktur logistik yang belum optimal.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan indeks harga konsumen (IHK) jasa pengiriman barang berada di level 116,46 pada September 2022, naik 0,34% dibanding bulan sebelumnya. Artinya, tarif jasa pengiriman barang mengalami kenaikan bulanan sebesar 0,34% (month-on-month/mom).
Jika dibandingkan dengan posisi Desember 2021, tarif jasa pengiriman barang naik 1,89% (year-to-date/ytd). Demikian pula jika dibandingkan dengan posisi September tahun lalu, tarif jasa pengiriman barang saat ini sudah naik 1,94% (year-on-year/yoy).
Kelompok pengeluaran transportasi secara nasional mengalami inflasi bulanan sebesar 8,8% (mom) pada September 2022. Subkelompok pengoperasian kendaraan pribadi mencatatkan inflasi tertinggi dan subkelompok pembelian kendaraan mencatat inflasi terendah.
Pemerintah yang menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) Pertalite dan Solar pada September 2022 memicu inflasi tinggi terhadap kelompok pengeluaran transportasi, namun tidak banyak berdampak terhadap jasa pengiriman barang.
Ada beberapa wilayah yang mencatat kenaikan ongkos jasa pengiriman barang cukup besar, hingga tingkat inflasi tahunannya tercatat di atas rata-rata nasional.
IHK jasa pengiriman barang di Kabupaten Kudus mencatat kenaikan sebesar 10,35% (yoy) pada Juni 2022. Artinya ongkos jasa pengiriman barang di kabupaten ini mengalami kenaikan 10,35% dalam setahun terakhir. Kenaikan ini merupakan yang terbesar di antara 90 kabupaten/kota yang disurvei BPS.
Wilayah dengan kenaikan ongkos pengiriman barang terbesar berikutnya adalah Kotamobagu, yakni mencapai 9,01% (yoy). Diikuti Kota Banjarmasin yang naik 7,16% (yoy), Kota Banda Aceh naik 6,53% (yoy), dan Kota Bekasi naik 5,14% (yoy).
Setelahnya ada Kabupaten Luwuk dengan kenaikan ongkos jasa pengiriman barang sebesar 4,92% (yoy), Kota Palangka Raya naik 4,62% (yoy), Kabupaten Bulukumba naik 4,55% (yoy), Kota Singkawang naik 4,21% (yoy), serta Kabupaten Banyuwangi naik 4,2% (yoy).