Infrastruktur dan pembangunan gedung-gedung kota menjadi penanda berkembangnya suatu negara. Oleh karena itu, sektor konstruksi berperan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Indeks Kemahalan Konstruksi di Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) tercatat sebesar 110,92 pada 2020. Nilai tersebut menunjukkan, tingkat kemahalan harga barang/jasa konstruksi di wilayah Kalbar 10,92% lebih mahal dibanding kota acuan, yakni Kota Semarang yang sebesar 100.
Rata-rata IKK di Kalbar memang relatif lebih tinggi dibanding nilai IKK provinsi lain yang berada di Pulau Jawa. Hal ini disebabkan karena sebagian besar barang konstruksi berada di Pulau Jawa, terutama barang hasil industri sehingga harganya menjadi lebih murah di Pulau Jawa.
Ditinjau dari kabupaten/kota, Kabupaten Kapuas Hulu menjadi daerah yang memiliki IKK tertinggi di Kalbar, yakni 123,34. Diikuti Kabupaten Sintang sebesar 114,15 dan Kabupaten Bengkayang sebesar 113,86. Kondisi topografi yang relatif berbukit dan jarak yang cukup jauh dengan ibukota provinsi menjadi sebab mahalnya harga barang/jasa konstruksi di Kabupaten Kapuas Hulu.
Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) digunakan untuk mengukur tingkat kesulitan geografis suatu daerah. Semakin sulit letak geografis suatu daerah, maka semakin tinggi pula harga konstruksinya.