Data Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) menunjukkan, perkiraan produksi akuakultur atau budi daya perairan di Indonesia mencapai 15,89 juta ton pada 2019. Angka tersebut menjadikan Indonesia sebagai produsen akuakultur terbesar di Asia setelah Tiongkok.
Tiongkok menempati peringkat pertama dengan produksi akuakultur sebesar 68,4 juta ton pada 2019. Peringkat ketiga ditempati India (7,8 juta ton (data perkiraan), keempat Vietnam (4,45 juta ton), dan kelima Korea Selatan (2,4 juta ton).
Akuakultur atau budi daya perairan merupakan bentuk pemeliharaan dan penangkaran berbagai macam hewan atau tumbuhan perairan. Kegiatan yang termasuk di dalamnya adalah budi daya ikan, budi daya udang, budi daya tiram, budi daya rumput laut.
Di Indonesia, budi daya perairan dilakukan melalui berbagai sarana. Kegiatan budi daya yang paling umum dilakukan di kolam/empang, tambak, tangki, keramba, serta keramba apung.
Pemerintah Indonesia telah melakukan kerja sama dalam bidang budi daya perairan melalui keanggotaan Network of Aquaculture Centers in Asia Pacific (NACA). Keanggotaan Indonesia dalam NACA sesuai dengan konsep pembangunan budi daya perikanan saat ini, yakni pembangunan desa melalui usaha budi daya perairan, ketahanan pangan, meningkatkan devisa negara, dan diversifikasi produksi perikanan.