Penulis: Dwi Hadya Jayani
Editor: Dimas Jarot Bayu
21/5/2021, 17.32 WIB
Neraca pembayaran Indonesia (NPI) mengalami surplus US$ 4,1 miliar pada kuartal I-2021, melonjak signifikan dari kuartal sebelumnya yang defisit US$ 156 juta. Kondisi ini ditopang surplus transaksi modal dan finansial (TMF) di tengah rendahnya defisit transaksi berjalan (TB).
Neraca TMF tercatat surplus US$ 5,6 miliar atau 2% terhadap PDB pada Januari-Maret 2021. Angkanya membaik dibandingkan kuartal sebelumnya yang defisit US$ 1 miliar atau 0,4% dari PDB.
Perkembangan itu utamanya didukung investasi portofolio yang naik dari US$ 1,9 miliar menjadi US$ 4,9 miliar. Investasi langsung mengalami penurunan surplus dari US$ 4,2 miliar menjadi US$ 4,1 miliar. Kemudian, defisit transaksi investasi lainnya menurun dari US$ 7,4 miliar menjadi US$ 3,6 miliar seiring adanya penurunan penempatan simpanan di luar negeri.
Sementara, neraca TB mengalami defisit US$ 997 juta atau 0,4% dari PDB pada kuartal I-2021. Kondisi ini berbalik dari surplus US$ 900 miliar atau 0,3% dari PDB pada kuartal sebelumnya.
Defisit neraca TB terjadi seiring meningkatnya defisit transaksi jasa dari US$ 3,06 miliar menjadi US$ 3,42 miliar. Neraca barang mengalami penurunan surplus dari US$ 9,96 miliar menjadi US$ 7,1 miliar. Sedangkan, defisit neraca pendapatan primer mengalami penurunan dari US$ 7,44 miliar menjadi US$ 6,9 miliar.
(Baca: Neraca Dagang RI Surplus US$ 2,19 Miliar pada April 2021)