Penulis: Monavia Ayu Rizaty
Editor: Muhammad Ahsan Ridhoi
15/2/2021, 11.18 WIB
Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2020 menyebutkan bahwa provinsi dengan angka melek huruf usia > 15 tahun tertinggi ternyata bukan di Ibu kota. Posisi tersebut diduduki oleh provinsi Sulawesi Utara dengan angka melek huruf mencapai 99,79%. Sementara DKI Jakarta menyusul di posisi kedua dengan 99,69%. Posisi selanjutnya ditempati Maluku (99,42%), Riau (99,23%), dan Kalimantan Tengah (99,2%).
Kelima provinsi tersebut sudah melebihi rata-rata angka melek huruf nasional yaitu 96,4%. Rata-rata angka melek huruf nasional sudah jauh lebih tinggi daripada awal kemerdekaan yang kurang dari 10% dan pada 1960 yang sekitar 60%.
Adapun provinsi yang memiliki angka melek huruf terendah adalah Papua (77,9%), Nusa Tenggara Barat (87,6%), Jawa Timur (92,5%), Sulawesi Selatan (92,56%), dan Sulawesi Barat (93,17%). Secara nasional, persentase penduduk melek huruf terendah terdapat di kelompok usia lebih dari 45 tahun yaitu sebesar 90,54%. Sedangkan persentase melek huruf tertinggi terdapat di kelompok usia 15-44 tahun yaitu sebesar 99,2%.
(Baca Selengkapnya: Berapa Angka Melek Huruf Pria dan Wanita pada 2019?)
Pengertian angka melek huruf menurut BPS, adalah proporsi penduduk usia 15 tahun ke atas yang mempunyai kemampuan membaca dan menulis huruf latin dan huruf lainnya, tanpa harus mengerti apa yang dibaca/ditulisnya terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas. Gerakan pemberantasan buta huruf mulai dilakukan secara besar-besaran oleh pemerintahan Presiden Soekarno setelah kemerdekaan. Dilanjutkan Presiden Soeharto dengan program belajar Paket A teringrasi pendidikan mata pencaharian. Lalu di tahun 2004 Presiden SBY mendeklarasikan Gerakan Nasional Percepatan Pemberantasan Buta Aksara dengan Gerakan Wajib Belajar 9 Tahun.
Walaupun persentase masyarakat melek huruf saat ini sudah jauh lebih baik, namun kemampuan dalam memahami bacaan masih rendah. Berdasarkan survei PISA (Studi Programme for International Student Assessment) 2018, kemampuan membaca sekaligus memahami teks pada anak Indonesia hanya di peringkat 74 dari 79 negara dengan skor 371. Hal ini menjadi bukti bahwa kualitas pendidikan di Indonesia harus mendapatkan perhatian yang besar dari pemerintah.
Silakan klik tautan ini untuk mendapatkan data selengkapnya mengenai informasi di atas.