Penulis: Dwi Hadya Jayani
Editor: Hari Widowati
17/6/2019, 09.00 WIB
Hoaks (kabar bohong) yang beredar menyebabkan masyarakat dunia kehilangan kepercayaan terhadap media sebesar 40%. Survei CIGI dan Ipsos juga menemukan bahwa hoaks menimbulkan reaksi lainnya dari masyarakat global, sebanyak 22% responden mengaku kepercayaan kepada pemerintah berkurang, 9% responden memilih untuk menutup akun sosial media, dan lain sebagainya.
Namun sebanyak 24% masyarakat global ketika memperoleh kabar hoaks memilih menanggapi dengan melakukan klarifikasi di situs berita fact-checking (cek fakta). Situs ini bertujuan untuk memberikan penjelasan atas suatu kabar sehingga data dari kabar yang beredar dapat dipertanggungjawabkan. Indonesia menempati posisi ketiga setelah Mesir (49%) dan Meksiko (43%) dengan 41% responden memilih menggunakan situs berita fact-checking ketika menghadapi hoaks.
Negara yang respondennya lebih dari 20% menyatakan untuk menggunakan situs tersebut berasal dari 13 dari 25 negara. Meskipun begitu, juga terdapat negara yang tidak bergantung terhadap situs ini ketika hoaks beredar. Negara yang paling sedikit menggunakan situs berita fact-checking adalah Jepang sebesar 4%, Pakistan sebesar 6%, Jerman sebesar 8%, dan Kenya 9%.
(Baca Databoks: Survei CIGI: Facebook, Medsos yang Banyak Digunakan untuk Menyebar Hoaks)