Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia pada perdagangan Rabu (7/11) di tutup kembali naik 0,27% ke level 5,939,89 dari penutupan sehari sebelumnya. Kenaikan ini merupakan yang ke tujuh kalinya secara beruntun sejak 30 Oktober 2018 sebesar 185,28 poin (3,22%) imbas masuknya investor asing ke bursa domestik. Namun, sepanjang tahun ini indeks mencatat penurunan sebesar 6,54% dari posisi akhir tahun lalu di 6.355,65.
Masuknya dana asing ke bursa domestik menjadi salah satu katalis positif bagi IHSG. Sejak 25 Oktober 2018, investor asing mencatat pembelian bersih selama 10 hari secara beruntun dengan nilai Rp 7,82 triliun. Ditambah lagi dengan terapresiasinya nilai tukar rupiah mampu mendorong indeks bursa domestik kembali mendekati level 6.000. Lembanga keuangan internasional Morgan Stanley yang memberi outlook overweight pasar saham Indonesia membuat IHSG dan rupiah menguat cukup kencang di awal November tahun.
Seperti diketahui, IHSG dan nilai tukar rupiah mengalami penurunan cukup tajam sepanjang tahun ini dampak ketidakpastian global. Ekonomi Amerika Serikat (AS) yang membaik dan diikuti dengan tingginya inflasi membuat suku bunga acuan The Fed cenderung naik. Imbasnya, investor asing memilih berinvestasi dalam mata uang dolar AS yang dianggap aman dan melepas portofolionya dalam mata uang yang dianggap berisiko seperti rupiah. Ini yang membuat IHSG sempat turun hingga di bawah 5.700 dan rupiah terpuruk hingga Rp 15.200/dolar AS.